HALAMAN

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ayo Bikin Power Jet Karburator, Bantu Putaran Atas


Jalur sudah ada tinggal, tinggal tembuskan saja
Maraknya balap trek lurus 500 meter, cenderung memaksa engine bermain di putaran tinggi. Sokongan bahan bakar, musti mumpuni. Kalau tidak, bisa amsyong deh. Tapi, usah kuatir. Ada trik yang bisa diandalakan agar kucuran bahan bakar tetap sempurna. Yaitu, terapkan power jet di karburator.

“Kalau di putaran bawah, belum jalan. Karena power jet akan bekerja seiring bukaan botol skep. Ketika skep terangkat tinggi, bahan bakar akan terisap kevakuman moncong karbu,” sebut Hardi, tunner tim Honda Kawahara Racing PCO Cycle.

Buat sobat yang aplikasi seperti Keihin PE, sebenarnya di karbu ini sudah tersedia jalur untuk power jet. Jadi, tinggal dimanfaatkan saja. “Memang ada, tapi fungsinya tidak semaksimal jika kita pakai alat tambahan. Misalnya seperti slang,” sebut tunner yang lebih dikenal dengan panggilan Kampret ini.

Tapi, kenapa tidak maksimal ya? Karena menurutnya dengan adanya slang dan makin panjangnya slang, maka suplay bensin buat di putaran atas makin lama. Beda dengan hanya manfaatkan jalur karbu saja.

Eit, tapi enggak apa. Toh langkah yang mau kita lakukan ini, murah-meriah lho. Cuma modal mata bor dan lem saja. Yukz, kita langsung praktek.

Pertama, ketahui dulu jalur atau saluran yang bisa dipakai buat power jet. Yaitu, ada di mangkok dan bodi karbu bagian samping. Tapi, saluran ini masih dalam keadaan tertutup. Maka itu perlu dilubangi.

Mata bor yang dipakai, peranti yang biasa dipakai buat merojok atau membesarkan lubang spuyer. Dalam satu set atau kemasannya, tersedia mulai ukuran 0,3 – 1,6 mm. Tapi, dalam hal ini pakai yang 0,8 mm saja.
"Lubang jangan terlalu kecil atau terlalu besar juga. Kalau terlalu besar malah tidak ada tekanan balik. Besin jadi enggak naik. Kalau terlalu kecil juga tidak maksimal,” saran Kampret lagi.

Pertama, lubangi atau tembuskan jalur yang ada disisi samping karbu (gbr. 1). Jalur ini, buat jalur masuk dari mangkok. Setelah dilubangi, tutup permukaan lubang pakai lem besi. Lalu, lanjutkan tembuskan ke bagian venturi. Jika sudah, tutup lagi pakai lem besi di permukaan lubang (gbr. 2).

Kini, bagian bodi sudah tembus. Tinggal bikin jalur yang di bagian mangkok. Pakai mata bor yang sama, kini tembuskan jalur yang ada di bagian ujung mangkok itu. Tapi, agar jalur terisi bensin dari dalam mangkok, maka jalur itu harus ditembuskan (gbr. 3).
Karena enggak mungkin bor dari sisi dalam mangkok, maka teknik pengeboran kudu dilakukan dari sisi luar. Iya dong, soalnya ruang untuk posisi mata bor kan terbatas. Maka itu musti dari luar.

Jika sudah tembus, jangan lupa juga bagian luar yang sudah dibor itu ditutup pakai lem ya! Selesai semua proses yang dilakukan, tinggal rakit ulang karbu dan pasang. Kini, rasakan bedanya. (motorplus-online.com)

Honda CB125, Dua Silinder Mirip Mesin CB200


Masih ingat dong Honda Grand 1997 yang dibikin dua silinder? Hasil garapan Rizky Fauzi alias Oji yang ngendon di Jl. KH Hasyim Ashari, Gondrong Kenanga No. 16, RT 004/01, Cipondoh, Tangerang. Kalau penasaran silahkan klik di sini . Sekarang, ayah satu anak ini berhasil bikin Honda CB125 yang satu silinder jadi dua silinder.

“Mesin Honda CB yang dibikin jadi dua silinder, ini kali head dan blok silinder sudah benar-benar jadi satu. Beda dengan Honda Grand yang sebelumnya, head masih terpisah. Ini penyempurnaan karya saya yang terdahulu,” seru mekanik pendiam ini.

Mesin yang dianut masih mengusung segaris, mirip sang kakak, Honda CB200. Jalur rantai keteng di head sebelah kanan dibuang. Lantas digabung dengan head sebelah kiri lewat las babet. Sehingga, rantai keteng yang aplikasi kepunyaan GL Pro Neotech hanya satu yaitu di sebelah kiri.

Berbeda dengan di CB200, rantai keteng berada di tengah. Antara silinder satu dan dua. Tapi, di motor buatan Oji ini, terletak di sebelah kiri.

Karena head sudah digabung, sehingga noken as juga harus dibikin jadi satu, agar bisa nemplok di head. Dua noken as kepunyaan GL Pro Neotech disambungkan lewat bahan kuningan dan dilas kuningan. Sekarang, panjang total noken as jadi 16 cm.

Kedua piston digerakkan oleh 2 kruk as yang digabung. Cara menggabungkannya sederhana. Bandul as kanan dilubangi. Sementara kruk as kiri dari as yang menuju kopling dimasukan ke lubang itu. Pastinya as itu dipotong dulu. Lantas dipres lalu dilas titik. Laher kruk as hanya menggunakan 3 laher, dua disisi kiri dan kanan, satu ditengah.
Dengan kondisi begitu adaptor crankcase musti dibikin baru. Crankcase yang panjang total 6 cm ini terbuat dari aluminium. “Sudah dilengkapi dudukan bearing tengah, dibentuknya lewat las babet dan argon. Finishing menggunakan mesin milling agar head CB bisa klop,” seru pria yang megerjakan sendiri motor ini.

Rasio gir sebelumnya menggunakan bawaan CB 125, tapi ternyata patah karena mata girnya terlalu tipis. Sebagai obat penawarnya, Oji aplikasi gir rasio satu set kepunyaan Honda GL Max. Karena crenkcase melar, batang gir depan harus ikut molor sekitar 4,5 cm.

Ruang silinder dihuni oleh 2 piston kepunyaan GL Pro Neotech oversize 100, diameternya 64,5 mm. Dikombinasi stroke standar CB yang 50 mm. Satu silindernya jadi 163,3 cc. Kalo dua silinder jadi 326,6 cc. Secara ilmiah, kalo cc segitu, motor 250 cc sih lewat.

Sedangkan untuk jalur pengapian, kelistrikan disupport oleh satu sepul yang kabelnya dicabang dua. Lanjut disambungkan dengan dua CDI Suzuki Smash.

Untuk selanjutnya ke busi standar bawaan CB, doi aplikasi koil kepunyaan Yamaha Jupiter-Z. “Kalo menggunakan satu CDI dan dua koil, khawatir CDI-nya cepet jebol,” lanjut Oji yang bos bengkel O’M2S.

Bisik punya bisik, Oji juga katanya lagi desain Honda Grand 4 silindernya tuh. “Tunggu saja bro, ini proyek santai, tipe mesinya masih aplikasi segaris,” bisik pria yang punya bini orang Bogor.

Mantap bro.

TINGKAT KESULITAN TINGGI 
Penggabungan dua part mesin seperti ini sangat sulit karena diperlukan tingkat presisi yang sangat tinggi. Terutama di bagian pertemuan bibir antara blok silinder dan blok head. Karena bila sedikit melenceng atau kurang presisi, motor dijamin enggak hidup, kalo pun hidup kompresi bisa bocor tuh.

Ketika pengelasan dekat lubang baut blok, bila enggak hati-hati blok bisa meleleh. Beda dengan modifikasi model konfigurasi mesin V atau sejenisnya yang blok silindernya terpisah.

“Penggabungan hanya di bagian kruk as saja dan bikin crankcase baru. Karena blok silindernya tinggal pasang dan enggak usah mikirin bagian ini,” seru pria lulusan teknik mesin dengan konsentrasi konversi energi ini. Salutnya lagi, motor ini dikerjakan di bengkel kecil dengan keterbatasan alat.

DATA MODIFIKASI
Karburator: Keihin PE24
Rantai keteng: Honda GL Pro Neotech
Paking: Custom
Telepon: (021) 94620564

Honda LS125R, Tercepat di Sport 140cc!


Buat terjun di kelas Sport 2 Tak Tune Up s/d 140 cc, Honda LS125 R yang dipacu Bowo Samsonet ini lebih mengutamakan pendinginan engine. Hasilnya, enggak tanggung-tanggung! Bowo dan pacuannya berhasil podium utama dengan waktu tercepat di 7,366 detik. Tentunya di jarak tempuh 201 meter di ajang Pertamina Enduro KYT Day Battle Dragbike 201M 2012, dua minggu lalu.

“Kalau hanya fokus di korekan dan tak memperhatikan pendinginan, mesin overheat terus. Yang seharusnya keluar power besar, justru malah drop habis. Dulu sempat begitu,” sebut Momon Supriyadi dari MC Racing TDC selaku tim pemilik motor yang ngetrend di Thailand ini.

LS125 mengaplikasi pendinginan mesin tipe radiator. Maka itu, bagian silinder blok dan kepala silinder disesaki lubang-lubang buat water jacket. Pakai bor tunner, lubang buat aliran air dari radiator ke blok digerus sekitar 3 mm.

Dengan diperbesarnya lubang-lubang ini, cairan coolant yang masuk jadi lebih banyak. Makanya usah heran jika melihat sisi luar blok silinder yang penuh dengan tambalan las aluminium.

Memang jika tidak ditutup lapisan cat, blok terkesan berantakan. Tapi, efeknya suhu mesin di bagian silinder bisa diredam. Power yang keluar pun seperti apa adanya.
Buat di ruang bakar, LS125 ini hanya mengaplikasi piston diameter 56 mm bermerek TPC. Piston ini setara dengan oversize 100 dari piston standar LS125 yang 55 mm.

Sedang stroke alias panjang langkah piston standarnya 52 mm. Tapi, dinaikkan lagi 1 mm, total naik-turun jadi 2 mm. Maka total isi silinder menjadi 133 cc. Itu artinya hanya butuh mennaikan 8,5 cc agar pacuan ini ngibrit. Maklum, power standarnya saja sudah sentuh 24 dk.

Pembesaran lubang transfer dan lubang exhaust juga dilakukan agar proses pengabutan bahan bakar dan udara tercukupi. “Tinggi lubang transfer dibikin 39 mm,” timpal Momon yang bengkelnya di Jl. Puri Beta, Ruko Petos VII, No. 12, Ciledug, Tangerang.

Proses pengabutan bahan bakar dan udara itu pun ditopang pemakaian membran dari V-Force 3. Sedang karburator aplikasi milik Keihin PWM 38 mm yang direamer lagi hingga 40 mm.
Sebagai bahan bakar utama, dipilih bensol yang dicampur dengan oli samping Castrol 747. “Perbandingannya 1 liter bensol dengan 25 ml oli samping,” bilang pria 31 tahun asal Bogor, Jawa Barat itu.

Saluran buang, dipilih merek AHM. Sebenarnya saluran buang ini punya volume sama dengan Honda LS125 yang dipakai buat kelas FFA. "Beda di silencer aja," tutup Momon. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Dunlop 50/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/70-17
CDI : Honda Nova Dash
Knalpot : AHM
Sok belakang : G@zi

Kawasaki Ninja 150, 201 Meter Tembus 6,971 Detik!


Eko Chodox yang memacu Kawasaki Ninja 150 ini berhasil mencetak catatan waktu terkencang. Yup, di ajang Pertamina Enduro KYT Day Battle Dragbike 201m 2012 di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, beberapa minggu lalu. Turun di kelas Free For All (FFA), pembalap drag bike asal Semarang, Jawa Tengah ini berhasil meraih waktu 6,971 detik buat jarak tempuh 201 meter.

Buat bermain di kelas FFA ini, Ninja yang terlihat sangar lewat kelir Hitam itu dibekali piston 66 mm. Piston aftermarket ini memiliki pin piston 17 mm. ”Mereknya KDX. Memang untuk Ninja 150,” sebut Muhamad Yusron Supriyanto selaku tuner tim Kickstart Baitech yang jadi tempat Chodox bernaung.

Dengan diameter piston yang besar, penyempurnaan lubang transfer juga ikut dimainkan. Apalagi, buat Ninja yang turun di kelas bebas alias FFA ini, Yusron juga mengandalkan karburator gambot. Yaitu, Keihin PWK Sudco 38 mm. Pilot-jet diseting di angka 60. Sedang main-jet 175.

Maka itu, lubang transfer ikut diperbesar. dibuat melbar 42,5 mm. Begitunya udara dan bahan bakar bisa lebih leluasa buat masuk ke ruang kruk as (langkah isap) buat nanti proses pembakaran. Begitu juga lubang bilas. Modelnya dibuat rata.
Dengan deras dan volume yang lebih besar, tentunya kebutuhan di ruang bakar jadi terpenuhi. Avgas yang jadi bahan bakar di Ninja ini pun mampu dibakar untuk menjadi tenaga lewat proses kompresi.

Tetapi proses tenaga yang dihasilkan, belum tentu sempurna jika tak diikuti pembesaran lubang exhaust. ”lubang ini saya buat modelnya trapesium. Ukurannya 74 persen dari diameter piston,” sebut tunner 32 tahun asal Magelang, Jawa Tengah itu.

Tapi jika dihitung dari lubang teratas exhaust hingga bibir atas silinder, sekitar 29,5 mm. Seperti kebanyakan tunner engine 2-tak, menurut Yusron bentuk trapesium paling tepat buat lubang exhaust. Mungkin karena setelah proses kompresi, gas buang jadi lebih mudah keluar.

Maklum, beberapa derajat setelah piston bergerak ke arah Titik Mati Bawah (TMB), lubang ini baru terbuka oleh piston. Jadi, ingin cepat-cepat keluar kali. Apalagi rasio kompresi bermain di 6,8 : 1.

Sebagai otak pengapian, Yusron mengandalkan CDI milik Kawasaki Ninja 150 RR tipe 1454 yang ditemani busi NGK tipe B9EVX. Oh ya, buat kejar power di putaran bawah, Yusron tetap andalkan magnet standar yang bobot awalnya 1,4 kg dibubut jadi 900 gram.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan    : Eat My Dust 50/90-17
Ban belakang: Eat My Dust 60/70-17
Teromol belakang: Yamaha Jupiter
Knalpot    : KDX Exhaust Concept
Busi    : NGK B9FVX