HALAMAN

Senin, 22 April 2013

Trik Kuras Minyak Rem, Gunakan Suntikan Percepat Bleeding



Ada cara mudah dan cepat buat menguras rem. “Bisa gunakan suntikan yang biasa dipakai untuk memasukkan tinta pada printer. Ini mempercepat proses pada saat bleeding,” buka Duwoh Hasono.

Dengan bantuan suntikan, waktu bisa terpangkas. “Selain itu, juga menghindari rusaknya sil piston di master rem kalau menarik-narik tuas rem,” tambah pria asal Sragen, Jawa Tengah ini.

Langsung praktek! Pertama, siapkan suntikan yang sudah dihilangkan jarumnya dan slang plastik bening bekas slang pembuangan air aki.

Selanjutnya, lepas tutup master rem untuk mengisi minyak rem. Dan, kendorkan baut bleeding plug buat disambungkan dengan suntikan melalui slang yang telah disiapkan tadi.

Tinggal tarik suntikan untuk menarik cairan yang ada di dalam. Lakukan terus-menerus sampai gelembung-gelembung yang ada di dalam sistem keluar semua, sehingga rem jadi pakem.(motorplus-online.com)

Deteksi Knalpot Racing Untuk Motor Injeksi, Manfaatkan Sehelai Daun



Ada cara sederhana untuk mengetes kinerja saluran buang alias knalpot model racing. Yaitu, cukup manfaatkan sehelai daun saja.

“Sehelai daun ini, bisa mengecek karakteristik knalpot racing motor injeksi,” bilang Yudi Sikom, mekanik dari bengkel specialis knlapot dan performa BimaCustom di Jl. Letjen Soepono No. 11, ITC Permata Hijau, Jakarta Barat.

Caranya, letakkan daun di moncong knalpot saat motor dihidupkan. Lihat dan rasakan hembusan yang diberikan knalpot terhadapat daun. Bila daun kurang tertarik ke moncong dan hanya tertiup keluar, itu artinya knalpot racing terlalu flow.

Dengan kondisi seperti ini, karakteristik knalpot sudah pasti hanya mengutamakan hentakan awal saja. Tapi, saat pindah gigi, engine tidak menghentak.
Sedangkan bila daun tertiup-tersedot berulang-ulang oleh moncong knalpot, itu artinya knalpot racing punya karakter dengan hentakan bagus disetiap perpindahan gigi.

“Itu karena engine motor injeksi, butuhkan back pressure yang bagus ketimbang motor karburator. Daun tertarik dan terdorong membuktikan bahwa setingannya knalpotnya bagus,” terang Badak, panggilan akrab pria yang juga bikin knalpot racing tipe silent bass merek BimaCustom khusus motor injeksi.

Kalau sobat ingin jajal knalpot itu, silakan Telepon ke HP. 0878-8788-0622. (motorplus-online.com)

Bersihkan Lubang di Karburator, Tinggal Rojok!



Biar mesin enggak brebet, aliran bensin dari bak karburator wajib lancar. Makanya, lubang-lubang di bodi karbu atau di spuyer nggak boleh ada kotoran.

Memang sih, kotoran bisa lepas begitu kena cairan pembersih. Tetapi, kalau sudah mengerak, kadang susah dibersihkan. Sehingga perlu alat sederhana yang dapat mengusir kerak tanpa merusak atau mengkikis.

“Paling aman, kotoran di lubang-lubang karbu atau di spuyer, rojok aja pakai kawat baja bekas kabel rem atau kopling dan sejenisnya. Nggak perlu banyak, cukup satu lembar biar bisa masuk diameter lubang,” anjur Budi, mekanik bengkel umum di Jl. Krukut Raya, Limo, Depok, Jawa Barat.

Sebab, kawat agak gelombang dapat mengusir kerak tanpa khawatir dinding terkikis. Lantaran kawat baja bukan pisau rojok.

“Bahkan ujung yang tak lancip dapat menggesek kerak membandel. Sekaligus, sebagai indikator kelancaran aliran pada masing-masing lubang. Jadi nggak mengkikis juga,” lanjut mekanik yang lama main grasstrack di seputaran Jawa Barat.

Tapi, jangan lupa ditiup pakai angin bertekanan biar lancar benar. (motorplus-online.com) 

Copot Rumah Kopling, Pakai Trik Smart



Secara teori, copot satu-persatu peranti pemindah daya kayaknya gampang betul. Cuma kendurkan 4 atau 6 buah baut pengikat pakai kunci 10 atau 12, rangkaian yang terdiri dari per, mangkuk penekan, kampas kopling berikut pelat pun, terurai.

Lain hal jika melepas rumah kopling utama, yang dibaliknya terdapat gigi sekunder. Lantaran rumah kopling utama terhubung ke poros gigi rasio, untuk melepasnya harus pakai kunci sok 17 atau 19 mm. Tapi, lepasnya mesti copot mangkuk pengikatnya dulu.

Cuma bukan cara buka rumah kopling utama yang mau dibahas. Yang lebih penting dan jadi perhatian jika ingin bongkar-pasang rumah kopling, adalah cara smart buka baut pengikat mangkuk penekan kampas dan pelat kopling.

Kalau tidak paham cara buka baut-baut pengikat mangkuk dudukan kampas dan pelat yang juga didukung pegas, besar kemungkinan ulir baut gampang dol. Paling parah, rumah ulir di mangkuk penekan kampas patah karena tidak rata saat proses buka atau pasang.

“Kasus seperti ini sering terjadi pada komponen rumah kopling di motor Honda tipe bebek atau sport. Meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi pada merek lain, yang konstruksi rumah dudukan kampas dan pelat koplingnya dijepit pakai pegas di masing-masing kaki dudukan ulir baut,” terang Sardin Gorad Pasaribu mekanik Ingin Jaya Motor.

Di jelaskan mantan instruktur sekolah mekanik HMTC Jakarta ini, untuk melepas baut pengikat kampas di mangkuk rumah kopling ada syaratnya. Nggak susah, cuma harus pakai trik khusus agar tidak terjadi kesalahan fatal. Sebab jika mangkuk atau rumah ulir baut dol dan patah, part ini nggak mungkin maksimal jika di sambung. Harus beli baru.
Sedang syarat lepas baut pengikat kampas kopling, intinya cuma harus rata. Sehingga kekuatan per yang menekan masing-masing baut saat akan dibuka atau dilepas, tidak berat sebelah dan tetap imbang. Hingga, semua terlepas atau terpasang.

“Ini sebabnya ulir baut di tatakan kampas dan pelat kopling berbahan alumunium babet, gampang dol atau ada yang patah. Tak boleh ada tekanan yang berat sebelah,” imbuh pria di Jl. Teuku Umar, No. 294, Subulussalam, Aceh.

Nah, saran Sardin, kalau mau buka atau pasang baut penjepit rumah kampas kopling saratnya harus rata. Maksudnya ke-4 baut dikendurkan pengunciannya satu-persatu secara bergantian, supaya tekanan tiap pegas tetap imbang hingga pelat atau kaki dudukan baut tak patah.

Begitupun saat akan mengencangkan baut. Setelannya, masih sama. Yaitu, tetap seimbang. “Cuma biar kekuatannya tetap merata, saat akan kencangkan baut, proses ikatnya mesti menyilang. Atau dari baut bawah ke atas lalu ke samping kanan atau kiri. Dan, itu terus dilakukan hingga semua baut mengikat kuat,” imbuhnya.

Selain harus rata, ketika proses buka-pasang baut sebaiknya gunakan kunci yang tepat. Sebab meskipun kerja komponen ini terbilang sangat berat, tetapi proses ikatnya tidak harus sekuat kerjanya. Mengingat komponen terbuat dari bahan yang tidak terlalu keras.

Idealnya cukup gunakan kunci T dan proses ikatnya tidak butuh impact yang kuat. Tapi, hanya dengan perasaan apakah baut seukuran itu sudah cukup kuat mengikat tiap komponen yang akan diikat atau di lepas. “Usahakan sih hindari penggunaan obeng ketok,” tutup Sardin. (motorplus-online.com) 

Kreasi Wadah Oli Bekas, Enggak Bikin Pusing Lagi!



Susah mencari wadah penampung oli bekas, kerap dialami pemilik motor saat akan mengkuras (ngetap) oli mesin. Karena bukan di bengkel motor, mekanik dadakan ini akan berpikir panjang apakah harus pakai wadah dari peralatan rumah tangga yang masih terpakai.

Akan tetapi, jika sobat sudah baca artikel ini, tentu saja akan  menjawab 100% tidak. Apalagi, masih banyak peralatan lain di seputar rumah kita yang ternyata masih bisa digunakan sebagai wadah buat oli bekas tersebut. Seperti peralatan yang bukan dipakai untuk memasak apalagi tempat makanan.

Seperti dikutip dari salah satu artikel tips majalah Young Machine asal Jepang. Ada pemilik motor yang membuat kreasi wadah oli mesin menggunakan botol plastik bekas air mineral. Menggunakan botol plastik ukuran besar dan kecil, keduanya lantas dipadu sebagai wadah dan corong.

Untuk botol plastik besar yang masih ada tutupnya, dipakai sebagai penampung. Lalu botol plastic ukuran kecil tanpa tutup, dipotong setengah dan dijadikan corong.

Lantas cara menyatukannya, bagian tengah botol besar lebih dulu dilubangi seukuran diameter tutup botol kecil. Baru deh tancapkan lubang tutup botol kecil ke lubang buatan. Dan kini, oli bekas bisa ditampung tuh.

“Tapi, kalau nggak mau repot bikin wadah oli bekas pakai botol plastik mineral, ada cara yang lebih ringkas dan cepat prosesnya. Yaitu, memanfaatkan kantung plastik kresek ukuran besar yang pastinya belum bocor,” ucap Eko Yan, mekanik bengkel Yan di Jl. Robusta, Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Cuma, biar nggak goyang kesana-kemari waktu proses tap oli, saran Yan wadah plastik baiknya taruh di atas kotak kardus. Tentu, kotak kardus yang seukuran kantong plastic. Jadi, bagian atas plastik bisa diselempangkan ke luar kotak kardus.

Mudah dong! (motor.otomotifnet.com) 

Ongkos Perawatan Mesin 2-Tak, Simpel dan Jauh Lebih Murah



Meski populasi motor 2 langkah sudah makin menyusut, penggemarnya masih tetap ada dan eksis. Terbukti dengan makin berkibarnya komunitas yang identik dengan tarikan spontan ini. Meski regulasi yang bakal dikeluarkan pemerintah per Agustus 2013 ini yaitu Euro 3 diprediksi akan makin menyulitkan penggemar motor 2-tak untuk terus bertahan.

Salah satu yang menjadi daya tarik dari motor 2-tak ini adalah soal perawatan yang mudah dan tentunya juga jauh lebih murah. “Masing-masing ada kelebihannya. Soal perawatan 2-tak simpel. Tidak seperti 4-tak,” jelas Zulkarnain, pendiri RRO2 alias Ninja RR Owners Only.

Penggantian spare-parts motor 2-tak menurut sebagian besar mekanik yang biasa menangani motor ini relatif tidak banyak yang diganti. “Paling cuma bebersih di beberapa komponen saja. Kalaupun diganti harganya masih terjangkau. Komponen masih banyak dan mudah didapat. Orisinal sampai aftermarket,” sebut Kahfi Wijaya, mekanik K22 di Jl. Lebak Bulus III, No. 40, Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Kali ini MOTOR Plus akan membahas secara singkat perawatan yang dilakukan untuk motor 2-tak. Termasuk berapa biaya servis. Di antara motor dua siklus yang masih sangat mudah ditemui di antaranya adalah mereka penggerber Kawasaki Ninja 150, Honda NSR, Suzuki Satria 120R atau RGR 150 dan Yamaha RX-King. Komunitas motor dua lejang ini, juga terus tumbuh subur di beberapa daerah.

Selanjutnya, mari dan coba perhatikan jenis perawatan yang biasa dilakukan.

SATRIA 
Motor yang berhenti produksi pada 2004 ini relatif mudah untuk dirawat. Menurut Kahfi, untuk Satria berkapasitas 120 cc ini biasanya dilakukan perawatan rutin sebulan sekali. “Ini masih tergolong perawatan ringan untuk kendaraan yang setiap hari masih diajak jalan,” ujar Kahfi.

Untuk perawatan sebulan sekali menurutnya membersihkan karburator dan silinder head. “Biasanya silinder head banyak kerak. Apalagi kualitas oli dan bensin nggak bagus, sudah pasti kerak banyak,” bilangnya.

Perawatan sebulan sekali ini biasanya tidak ada penggantian. “Paking dan silinder head serta piston dan ring hanya dibersihkan,” rinci Kahfi yang mematok biaya servis ringan Rp 35 ribu.

Sedang untuk servis besar dilakukan setiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali. “Servis besar ini termasuk cek lidah reed valve, penggantian paking blok, oli dan cek kampas kopling,” lanjut Kahfi yang mematok ongkos servis besar di rentang harga Rp 100 ribu.

NSR & NINJA 150
Kedua varian ini hampir mirip. Perawatan ringan diberlakukan setiap sebulan sekali. “Cuma bersihkan karburator dan kerak di kepala silinder,” sebut Novi, mekanik Tri Star Motor.

Lantarab kedua motor ini memiliki pendingin cair, menurut Novi sebaik- nya juga bongkar blok silinder tidak usah terlalu sering. Piston jadi mudah melengkung karena overheat.

Ada hal mendasar dari dua jenis motor ini. Keduanya memiliki satu komponen penambah daya. Yakni servo untuk NSR dan KIPS di Ninja. “Sistem kerjanya beda. Servo digerakkan secara elektronis sedangkan KIPS secara mekanis. Makanya untuk servis NSR harus diperhatikan pengecekan kelistrikan. Karena sumber daya penggerak servo dari listrik,” lanjut Novi yang mematok ongkos kerja untuk servis ringan Rp 50 ribu.

Penggantian komponen, paling busi dibanderol Rp 12.500. “Pengecekan 6 bulan sekali yang dilakukan pada servis ini di antaranya cek membran katuh buluh.”

RX-KING
Hampir mirip dengan motor 2-tak lain, pemilik Yamaha RX-King juga sebaiknya dirawat setiap bulan. “Yang wajib dibersihkan karburator. Ini ibarat jantung. Karbu sehat, pembakaran juga makin bagus,” sebut Wahyu dari, Wahyu Motor Speed yang jadi langganan komunitas Yamaha RX-King Jakarta yang mematok biaya untuk servis ringan sebesar Rp 30 ribu.

Sedangkan untuk servis sedang, sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan sekali. “Untuk servis sedang ini buka silinder, bersihkan liner, lubang transfer, piston, dan membran,” ulas mekanik yang mangkal di Jl. Raya Plumpang Semper, No. 22, Jakarta Utara.

Sipnya lagi meski blok silinder sering dibongkar pasang, menurut Wahyu paking RX-King jarang sekali diganti. “Karena kualitas bahan juga berbeda. Karena dibuat dari tembaga. Kalau 4-tak biasanya dibuat dari kertas,” ulas Wahyu yang mematok biaya servis sedang ini sebesar Rp 50 ribu. (motorplus-online.com)

Honda Supra X 125, Jurus Kompresi Kagetkan Indoprix



Buat menaklukkan sirkuit Gokart Sentul dengan Honda Supra X125, rasanya tidak butuh kompresi terlalu tinggi. Apalagi, bahan bakar yang dipakai Pertamax Plus. Rasio kompresi mesin, cukup bermain di 12,2 : 1. Perbandingan ini, terbukti cukup menjanjikan bagi bebek sayap tunggal.

Buktinya, Wahyu Widodo bisa ‘bicara lebih’ ketika membalap di salah satu club event yang berlangsung di sirkuit itu dua minggu lalu. Terlepas dari itu, Supra X125 yang turun di kelas Bebek 4-Tak 125 cc Tune Up Seeded ini pernah dicoba bermain rasio kompresi mesin 12,5 : 1, lho.

“Sebelum balap, kita memang lakukan simulasi seminggu sebelumnya di sirkuit ini. Ketika pakai rasio kompresi mesin 12,5 : 1, piston selalu kalah. Baru 5 lap, sudah enggak kuat. Permukaan atas seperti meleleh karena terlalu panas,” ungkap Suhartanto selaku tunner tim Honda Daya Daytona NHK IRC.
Berasal dari simulasi itulah akhirnya Suhartanto coba menurunkan rasio kompresi mesin. Hingga, akhirnya didapat angka 12,2 : 1. Dengan angka ini, mesin jauh lebih aman buat berlari 25 lap.

Penurunan itu didapat dari piston diameter 53,4 mm yang bagian dome alias kubahnya dipapas hingga menjadi 2 mm. Itu, jika diukur dari bibir piston atas paling pinggir.

“Sebelumnya, tinggi dome bermain di 3 mm. Resikonya bermain kompresi tinggi dengan bahan bakar Pertamax Plus, ya seperti itu sih,” timpal Kupret, sapaan kondang Suhartanto.

Ditemani durasi kem yang bermain di angka 270 derajat, klep aplikasi merek EE. Diameter klep isap dibikin 29 mm dan klep buang 24 mm. Lalu, tinggi angkatan klep dibikin jadi 9,1 mm buat klep in dan 9,3 mm buat klep ex. Kinerja klep juga didukung dengan per klep BRT-Bintang Racing Tea, yang mampu diajak buat berkitir di rpm tinggi.
Enggak salah juga kalau Kupret memadukan CDI BRT-Bintang Racing Team, I-Max yang limiter-nya diseting di 14.600 rpm. Timing pengapian tertinggi, dipatok di angka 38 derajat di 5.000 – 9.000 rpm. Sedangkan timing terendah bermain di 34 derajat di angka 14.000 rpm.

“Seting ini cocok dengan karakter Wahyu yang lebih lembut membuka dan menutup gas di tikungan. Baginya, tak perlu power galak di putaran bawah. Tapi, cenderung power tengah-atas yang diinginkan,” beber Kupret yang ketika dihubungi tengah mempersiapkan Honda CBR 250R buat turun di kejurnas Sport 250 cc. Tetapi ke depannya, riset akan terus berlanjut. Karena menurutnya, seting saat ini belumlah maksimal. (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI
Ban: IRC 166 90/80-17
Sok belakang: Daytona
Cakram depan: Daytona
Knalpot: AHM
 

Yamaha Jupiter Z, Bukti Harlan Fadillah Belum Habis



Disaat penikmat balap berspekulasi dengan persaingan tim pabrikan Yamaha dan Honda, ternyata ‘nyelip’ satu pembalap yang tidak diperhitungkan merangsek ke barisan depan. Yaitu, Harlan Fadillah.

Seolah ingin menepis anggapan bahwa dirinya sudah ‘habis’ sebagai racer seeded nasional, pembalap tim Pertamina Enduro BRT Nissin ini finish di podium kedua ketika balap di Sirkuit Karting Sentul, Bogor, Jawa Barat, dua minggu lalu.

Keberhasilan Harlan di kelas Bebek 4-Tak 125 cc Tune Up Seeded, ternyata tidak lepas dari Sang Dalang yang berada di belakang layar. Yup, Tomy Huang. Faktor penentu, ada pada kompresi yang tepat dan pengapian yang pas.
Perbandingan rasio kompresi mesin dibikin 12 : 1. Angka ini, hasil olahan piston milik Daytona yang punya diameter 55,25 mm dengan head silinder andalkan bahan beryllium copper yang tahan panas buat sitting klep.

“Jika tidak memakai bahan itu, mesin akan cepat panas. Apalagi bahan bakar memakai Pertamax Plus,” jelas Tomy Huang.

Sedangkan pada bagian pengapian, mengandalkan CDI BRT-Bintang Racing Team I-Max Super Pro yang dikombinasikan magnet Yamaha YZ125.

“Strateginya, pada lap 1 sampai pertengahan pakai map 34. Sedangkan pada lap pertengahan, map diturunkan di nomor 33 agar mesin tidak terlalu panas. Baru ketika menjelang dua lap terakhir, map dinaikkan kembali ke nomor 34,” beber pria yang motornya langsung dibeli tim lain di Sentul Kecil itu.
Untuk menyempurnakan semburan bahan bakar, dipilih Keihin PWK Sudco 28 mm. Semburan uap bahan bakar yang masuk diatur klep in diameter 29 mm dan dibuang klep ex 24 mm. “Nah, buka-tutup klep itu diatur kem yang dibikin 265 derajat buat in dan ex,” ungkap Tomy.

Meski bisa menepis bahwa dirinya belum habis, tetapi Dewi Fortuna belum berpihak padanya. “Di lap terakhir, persnelingnya turun sendiri. Padahal, podium pertama di depan mata,” keluh Harlan. Masih untung juara 2. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Master rem : Nissin
Cakram: Nissin
Sok belakang : Ohlins
Knalpot  : R9

Yamaha RX-Z, Cukup 138 cc Untuk Jadi Juara!



Konon, Yamaha RX-Z ini terkenal liar dan tidak sembarang orang yang bisa mengendalikannya di ajang kebut lurus resmi 201 meter. Main di kelas Sport 2-Tak Tune Up 140 cc, pacuan ini telah berulang kali menorehkan waktu tercepat.

Bersama joki Fandi P. Novian yang membela tim Marcelio Frog,z VRG asal Semarang, Jawa Tengah, RX-Z ini menorehkan waktu 7,4 detik. Bahkan, menjadi yang tercepat di event drag bike yang digelar di kota Jepara, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

“Tidak sembarang joki yang mampu menaklukkan motor ini. Hanya aku dan Eko Codox yang bisa mengenal karakternya,” buka joki yang lebih beken dengan nama Fandi Pendol ini. Best time yang pernah dicatatkan oleh motor ini 7,3 detik saat dikendarai Eko Codox.

Berkat racikan tangan dingin Yusron, besutan ini konsisten bermain di jalur juara. Rahasia apa yang tersembunyi di balik tampang motor yang dikelir orange ini, mari kita kupas.

“Yang pasti RX-Z telah dibekali dengan komponen-komponen berkualitas racing. Jadi, tinggal memaksimalkannya saja,” beber Yusron, sang mekanik. Sport yang aslinya mengusung volume silinder 132 cc ini, mempunyai torsi yang besar. Hal tersebut, didapatkan dari panjang stroke dan diameter piston yang terpautnya hanya sedikit. Untuk stroke RX-Z bermain di 54 mm dan diameter seher standar menyentuh angka 56 mm.
“Sehingga dari data tersebut karakter RX-Z sebenarnya motor yang susah untuk diajak berakselerasi, disini kita harus lakukan ubahan pada mesinnya,” tambahnya. Untuk langkah yang pertama, diameter piston coba dibesarkan. Dengan melakukan oversize sebesar 0,75 mm, kapasitas mesin jadi 138 cc.

Untuk mendapatkan akselerasi yang liar, perlu dilakukan pemapasan kepala silinder. Hal tersebut bertujuan untuk menaikkan rasio kompresi mesin. Dengan perbandingan kompresi yang tinggi, mesin akan cepat mencapai putaran tinggi.

Kepala silinder dilakukan pemapasan setebal 0,7 mm, tujuannya untuk mendapatkan memampatan pada ruang bakar yang lebih padat. “Untuk mendapatkan kinerja yang mantap pada putaran bawah, maka ruang bakar dibuat lebih sempit dengan cara melakukan pemapasan pada kepala silindernya. Sehingga didapatkan perbandingan kompresi lebih tinggi dari standar,” bilang Sang Mekanik.

Langkah berikut yang dilakukan memperbesar lubang transfer. Lubang transfer dilakukan porting 2,5 mm untuk memperlancar bahan bakar yang masuk.Hal ini dilakukan karena katup buluh menggunakan produk V-Force 3 yang mampu membuka lebih lebar.

Untuk lebih memaksimalkan pembakaran, pengapian diseting ulang. Mengandalkan komponen dari Special Engine. “Magnet dan koil diambilkan dari Yamaha YZ125,” tambah Adryan Pratama salah satu crew Marcelio Frog,z. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Knalpot: KDX
Karburator: Keihin PWK 38