HALAMAN

Selasa, 22 Januari 2013

Yamaha Jupiter, Paling Siap Hadapi Satria FU150 di Trek Lurus!


Andai kategori motor bebek biasa dengan bebek hyper underbone (FU150) dipisah sejak awal 2012, bisa jadi Yamaha Jupiter-Z geberan Bowo Samsonet ini juara di kelas Bebek 4-Tak Tune-up s/d 200 cc. Tepatnya di Grand Final Day Battle Pertamina-Enduro KYT Drag Bike (DBEKYTDB) garapan Trendypromo Mandira (TM), (1-2/12) lalu.

Namun jika tahun depan pihak penyelengara masih melegalkan kelas tersebut, jangan heran kalau peserta yang ikut bakal berkurang jumlahnya lantaran spesifikasinya enggak imbang. Itu desas-desus sekaligus pernyataan protes para peserta atas ketidaknyaman mereka kepada Em-Plus.

Salah satunya adalah tim Pell's SHRT Putra Pandawa Kawahara. Meski enggak juara pertama alias di posisi runner up saat itu, namun baik joki atau mekanik mengaku sudah cukup membanggakan buat joki yang ngegas motor tim.

“Soalnya ini satu-satu motor bebek biasa yang mampu berada diantara bebek hyper underbone. Tentu dengan catatan waktu yang lebih dekat dengan motor juara pertama besutan Dwi Batang dari tim Abakura Ditra Jaya dengan catatan waktu 08,111 detik,” ucap Bowo yang cuma tembus waktu 08,155 detik.

Termasuk Arif Sigit Wibowo yang biasa disapa Pele, mekanik yang kebagian mengkulik Jupiter-Z pun mengaku senang. Namun selama kelas ini tahun depan tidak direvisi, doi yakin kalau tahun depan kelas ini bakal sepi peserta. Hal itu didasari akibat perbedaan spesifikasi yang diusung masing-masing tipe motor.
“Yang bikin kami sulit mengejar kelebihan motor hyper underbone adalah konstruki mesin yang sudah berdiri. Selain itu, mengubah volume silinder jadi 200 cc lebih mudah, banyak pilihan part dan yang pasti kem motor ini sudah DOHC dibanding Jupiter-Z yang masih pakai kem biasa. Kalau pun bisa, paling pelatuk kem diganti rocker arm roller yang mulai ramai dipakai. Makanya jangan heran kalau tenaganya lebih dahsyat jika dimodifikasi dengan benar,” aku Pele yang tinggal di Boyolali, Jawa Tengah.

Cuma meski kalah di soal spesifikasi dan konstruksi, untuk tahun ini pria berambut ikal itu tetap yakin motornya bisa bersaing di kelas Bebek 4-Tak Tune-up s/d 200 cc. Walaupun untuk menuju kesitu, mesin Yamaha Jupiter-Z perlu ubahan yang matang dan setingan yang tepat.

“Untuk sirkuit dadakan macam di Banjarpatroman, Jawa Barat kemarin, karena belum pernah turun balap lurus di sana, makanya mesin Jupiter-Z adopsi piston Tiger oversize 275 (66,25 mm) dengan stroke 57,9 mm itu, dikasih setingan perbandingan kompresi 13,9 : 1. Agak tinggi memang, tapi cukup aman jika terjadi perubahan cuaca secara tiba-tiba,” lanjut Pele.

Setingan segitu oleh Pele dikombinasikan dengan kem yang punya durasi kurang-lebih 276 derajat baik untuk klep in maupun out. Lalu  bensin Pertamax Plus disuplai maksimal melalui klep aftermarket ukuran 34/29,” jelas brother satu ini yang kental bahasa jawanya. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Knalpot: AHM
Sok belakang: YSS
CDI: Kawahara

Honda Supra X125, Melejit Digas Joki Kawakan


Nama Boan Gunawan di kalangan tukang kulik motor drag bike belum ada apa-apanya. Namun soal prestasi, mekanik Ngenon Speed itu boleh diacungi jempol. Soale, motor drag yang baru kelar digarap sukses masuk urutan 4 besar kelas Bebek 4-Tak 125 Tune-up.

Di tunggangi joki papan atas Danni Tilil, Honda Supra X125 tembus di angka 8,7 detik saat bertarung di ajang Corsa Drag Bike 2012 di Sentul beberapa waktu lalu. Padahal kalau tuas persneling enggak masalah, catatan waktu bisa lebih dipersingkat.

“Powernya sih pas. Cuma ada masalah ada pada pemindah gigi. Terasa waktu mau pindah gigi dari 3 ke 4 sering miss. Bukan cuma bikin hilang tenaga tapi juga catatan waktu. Padahal bisa lebih cepat,” sesal Danni Tilil yang dipercaya Boan melintir grip gasnya.

Ya, nggak apa deh! Semoga di next event harus lebih baik dari waktu itu. Tapi, kalau boleh tahu, apa sih rahasia Karisma bisa melenjit dalam waktu riset yang katanya singkat.

“Boleh saja sih. Yang paling istimewa tetap ada di kepala silinder. Terutama noken-as dan peranti pendukungnya. Apalagi di bagian itu kunci motor bisa melejit,” bilang Boan yang tinggal di Jl. Pancasila, Bojong Nangka, Gunung Putri, Bogor.

Karena diawali noken-as, Boan mengaku putaran kem buat klep in pakai durasi 281º dengan lift 9,8 mm. Sedang buat klep buang, dikasih durasi 283º dengan tinggi angkatan pelatuk 9,9 mm. Ubahannya sih tergolong ekstrem. Maklum, motor digeber buat sekali jalan.
Kem klep in 281º lift 9,8 mm. Klep buang 283º tinggi 9,9 mm. Timing diatur CDI BRT-Bintang Racung Team I-Max Super 24 step. Rasio kompresi 12,8 : 1
Ubahan kem seperti itu punya konsekuensi. Per klep jadi gampang floating alias ngambang waktu mesin digeber di rpm tinggi. Nah, buat mengakalinya, mekanik ramah ini mengaplikasi per klep Myochiko yang bagian dalamnya ditambah per klep kecil punya Kawasaki Kaze.

“Kalau aslinya kan cuma satu yang besar. Lalu biar enggak gampang lemes, bagian tengahnya ditambah satu lagi per. Ya pakai per Kaze yang memang aslinya ada 2,” imbuh Boan yang pakai klep Honda Sonic diameter 28 mm buat klep masuk dan 23 mm buat buang.

Melalui ubahan di atas, enggak khawatir kompresi piston Daytona 53,4 mm itu bocor. Selain per lebih keras, semburan bensin Shell Super Extra dan udara ke ruang bakar dengan rasio kompresi 12,8:1 jauh lebih mantap!

DATA MODIFIKASI
Karbu: PWK 28 spuyer 65/110
CDI: BRT-Bintang Racing Tem I-Max
Mangnet: YZ125
Knalpot: R9
Ban: Corsa

Suzuki Satria F-150, Resep Bisa Raih Rekor 7,5 Detik


Bersama Dwi Batank joki drag bike asal Semarang, Suzuki Satria F-150 di tangannya seakan tidak ada lawan. Satria F-150 racikan Wawan Kristianto dari tim Abakura Ditra Jaya, Solo, menorehkan catatan waktu 7,5 detik. Ini merupakan rekor terbaik untuk kelas Bebek Tune-Ip 200 cc.

“Motor ini sebenarnya masih dalam tahap riset. Kemampuan sebenarnya belum bisa dimaksimalkan,” rendah sang tunner. Belum maksimal saja sudah seperti itu, apalagi kalau sudah maksimal.

Mari kita coba kupas motor keluaran 2004 ini. Wawan coba memaksimalkan ruang bakar dengan cara memperbesar diameter silinder. Asumsinya semakin besar ruang bakar maka kebutuhan bensin akan semakin lebih banyak.
Berbekal piston LHK, Wawan berusaha untuk memperbesar ruang bakar. Caranya, tentu dengan memperbesar diameter piston dan bikin lebih panjang langkah piston. “Diameter standar F-150 62 mm. Dengan aplikasi piston LHK itu, diameter berubah jadi 70 mm. Otomatis stroke ikutan naik 2 mm jadi 50,8 mm. Cc-nya jadi 195,4 cc,” bebernya.

Selanjutnya untuk mendapatkan ledakan besar di dalam ruang bakar kompresi dipadatkan. Melalui perhitungan matematika didapat perbandingan kompresi di kisaran angka 13,3:1. Dengan perbandingan kompresi sebesar ini dirasa masih cukup aman dan awet untuk mesin.

Katup masuk-buang bahan bakar juga diperbesar. Dipilih katup isap dan buang dari Kawasaki KLX250 yang punya diameter lebih besar. “Ada kesulitan saat menentukan berapa diameter katup yang akan dipakai karena akan disesuaikan dengan besar piston,” tegas Wawan lagi.
Valve KLX250 tidak bisa langsung dipasangkan karena diameternya masih terlalu besar. Untuk itu, Wawan membubut klep KLX250. Akhirnya, katup isap jadi 24,5 mm dan katup buang jadi 20,5 mm. Ukuran segitu dirasa masih cukup aman dan mampu menghasilkan tenaga optimal dan sesuai harapan .

Durasi pembukaan dan penutupan katup isap maupun katup buang juga diatur ulang. Tujuannya untuk lebih memaksimalkan pemasukan campuran bahan bakar yang disemprotkan karburator Keihin PWK 33. Katup masuk dibuat membuka 30 derajat sebelum TMA dan menutup 60 derajat setelah TMB. Sedangkan katup buang membuka di 60 derajat sebelum TMB dan menutup 30 derajat setelah TMA. “Jadi durasi katup in maupun ex ada di angka 270 derajat,” tegasnya.

Bahan bakar yang masuk sudah banyak dan juga hasil kompresi diyakini akan menjadi lebih padat. Langkah berikutnya adalah seting ulang pengapian. “Pengapian dari CDI Rextor GRM dan selanjutnya timing pengapian diseting di angka 360.”

Inilah yang bikin rekor! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Piston: LHK
Busi : NGK Platinum
Knalpot: MCC
Sokbreker depan: Yamaha Mio
Sokbreker belakang: YSS ninja KRR
Rem belakang : Honda Karisma
Pelek : Excel Takasogo