Piston
dan Silinder Yamaha Force -1: KAWIN SILANG LARI KENCANG
Bagi Force-1
mania, jangan buru-buru buang silinder bekas bila piston telah mencpai oversize penghabisan (1,00). Sebab agan-agan bisa meniru langkah
cerdik mekanik balap. Caranya, tentu saja mengakali lewat pembesaran silinder
dan kawin silang piston.
Asyiknya, umur blok bisa panjang
hingga enam kali oversize lagi. Selain bisa irit uang untuk beli blok silinder, lari
motor bagaikan pelor (kencang).
CELAH BESAR
Soal
irit-iritan, mari simak hitungan mekanik dari Surabaya ini. Misalnya silinder
sudah oversize 1,00.
Lalu, aus dan besuara berisik. Itu tandanya rumah silinder (boring) minta
dikorter lagi. Sayangnya, pabrikan tak menjual seher besar. Misalnya yang
berukuran 1,25 ke atas.
Otomatis mesti beli blok standar baru, yang harganya tentu mahal. Itu belum termasuk piston dan ringnya, lo! Namun, sebenarnya ada cara untuk menghemat. Blok tadi bisa dijejali piston motor lain. Jadi, sekali lagi : jangan dibuang dulu blok itu.
Pertama, pakai saja piston Yamaha RX-S. Hitung-hitung cuma beli piston set! Memang, pemukul kompresi saudara kandung ini lebih besar. Standarnya 54 mm. Bila dibandingkan piston Force-1, oversize 1,00, seher standar RX-S lebih besar 1 mm. Oya, saat mengkorter boring, celahnya agak di perbesar guna mencegah piston ceket (macet).
Otomatis mesti beli blok standar baru, yang harganya tentu mahal. Itu belum termasuk piston dan ringnya, lo! Namun, sebenarnya ada cara untuk menghemat. Blok tadi bisa dijejali piston motor lain. Jadi, sekali lagi : jangan dibuang dulu blok itu.
Pertama, pakai saja piston Yamaha RX-S. Hitung-hitung cuma beli piston set! Memang, pemukul kompresi saudara kandung ini lebih besar. Standarnya 54 mm. Bila dibandingkan piston Force-1, oversize 1,00, seher standar RX-S lebih besar 1 mm. Oya, saat mengkorter boring, celahnya agak di perbesar guna mencegah piston ceket (macet).
Kalau
celah piston silinder standarnya 0,03, minta ke tukang bubut agar dibikin 0,05.
Sebelum blok silinder dipasang, paking bagian bawah kudu ditambah 4 lembar atau
setebal 3 mm. Sebab pakai piston RX-S bikin bibir atas piston nongol ke luar
blok. Kalau enggak diganjal, pukulan piston bakal menghantam kepala silinder.
Pin piston tak perlu diubah karena ukuran dan posisinya sama dengan asli
Force-1. Nah bila nanti silindernya aus lagi, Anda bisa lanjut memasang piston
RX-S oversize 0,25 hingga 1,00.
Habis?
Belum! Masih bisa dijejal piston RX-Z (56 mm). Tetapi, ada sedikit yang kudu
disesuaikan. Pin Force-1 dikombinasi pin RX-Z. Cukup di bagian kuping atau
ujungnya. Sebab panjang pin piston Force-1 agak pendek dibandingkan RX-Z. Oya,
pemakainan piston RX-Z cuma mentok di oversize 50. Selanjutnya, blok tak bisa
dipakai karena dindingnya terlalu tipis. Soal kencang, tinggal setting knalpot
dan karbu, motor dijamin melejit. Apalagi kapasitas ruang bakar melonjak
drastis.
Contohnya, pakai piston RX-Z, isi silindernya naik menjadi 130 cc. Wuss...wuss..wuss..!
Contohnya, pakai piston RX-Z, isi silindernya naik menjadi 130 cc. Wuss...wuss..wuss..!
ikut menyimak saja sob ..
BalasHapussilahkan
Hapus