HALAMAN

Senin, 04 Juli 2011

Kawasaki Ninja 150, Ilmu Lama Dipadu Joki Lawas

Imanuddin boleh masuk kategori joki lawas. Malah dia terhitung sudah pensiun. Tapi, di gelaran Kawasaki Race Indospeed Racing Series 2011, Ninja 150R milik tim Kawasaki Denso KYT CMS-Junior tetap jawara digeber Imanuddin. Tunggangan Iman, sapaan Imanuddin, mengaplikasi ilmu lama.

Ya, motor ini sebenarnya gawean dari Kerry ‘Bobby’ Hutama. Dia juga mantan joki kawakan yang gabung di Champion Motor Sport (CMS) di Bendungan Jago, Jakarta Pusat. Dulu CMS tenar dengan motor tim jawara di era 2-tak. Termasuk Ninja bikinan CMS yang juga disegani di kalangan drag bike dan road race.

"Ini sebenarnya pakai teknologi dulu. Biarpun mesin yang dulu sudah dijual, tapi kan hitungannya tetap ada. Jadi, tinggal diadaptasi dengan aturan yang ada sekarang," jelas Kerry.

Sebenarnya sempat ada isu, motor genjotan Iman masih menggunakan spare part dari Thailand. Spare-parts ini yang bikin motor bikinan CMS jadi ‘champion' alias juara! Misalnya, sokbreker Ohlins, juga karburator Mikuni TMS38.

"Kalo itu mah emang barang dulu. Ngapain juga beli kalau yang lama masih bisa dipake," elak Kerry yang biasa dipanggil Bob dengan logat Jakarta kental.

Lagipula, memang Kawasaki Ninja 150 itu bukan barang baru. Mesin 2-tak yang sudah tidak lagi popular di Indonesia. Iya, kan hanya Kawasaki Motor Indonesia yang masih memproduksi dan menjualnya di Tanah Air.

Nah, korekan zaman dulunya CMS memang tidak terlalu ribet. Itu karena mesin 2-tak juga nggak terlalu njelimet. Ubahan utama tetap di jalur masuk bahan bakar dan jalur pelepasan gas buang.

Biar larinya kencang, Ninja dikasih makan lebih banyak. Itu lebar memperbesar lubang inlet kiri dan kanan. "Biar makin lancar, ujung lubang di dinding silinder juga dinaikin. Aslinya 43,5mm dari bibir atas, dikurangi hingga 42 mm," cerita Kerry yang dulu berpatner dengan Edwin Bongso alias Koh Apeng yang juga nonogol di balap saat Ninja ini berlaga.

Tapi, Kerry alias Bobby tidak mengubah sudut inlet. Alasannya, kalau salah malah bisa kapiran. Nanti arah masuk gas bahan bakar dan udara ke ruang bakar malah jadi kacau.

Giliran lubang buang, gaya konvensional juga diterapkan. Tapi, karena silinder blok Ninja sudah pakai Super KIPS, Kerry tidak menerapkan lubang eksos ala kancut yang membesar di atas lalu kecil di bawah. "Tetap pakai model oval, besar di tengah," rinci Kerry lagi.

Karena sudah ada lubang Super KIPS, tinggi eksos pun terbatas. Cukup dibuat 29 mm dari bibir atas silinder. Lebarnya juga 40 cm. "Kalau terlalu lebar malah bahaya. Sebab bisa bikin kompresi bocor. Lagipula kalau lubang eksos terlalu lebar, ring piston rawan patah," wanti Kerry.

Kuncian di mesin masih ada di kepala silinder. Bobby tidak mengubah kubah. Alasannya masih pakai piston standar. Jadi ia tidak ingin ruang bakar atas malah jadi berantakan.

"Pokoknya cuma bikin volume kubah kepala silinder jadi 14,5 cc. Setelah cylinder head dipapas, kubahnya dibalikin lagi ke standar," urai Kerry.

Cukup di wilayah silinder. Obat kencang tunggangan Iman beralih ke suplai bahan bakar. Karbu gambot 38 menuntut ubahan dudukan ke intake. Yang ini dibuatkan dari aluminium. Toh Kerry tetap mempertahankan rumah reed valve. "Tapi, lubang di plastiknya digedein seukuran diameter moncong Mikuni," tegasnya.

Kerry juga tidak ikutan pakai reed-valve alias katup buluh V-Vorce yang beken itu. Ia malah mencomot lembaran membran Kawasaki lawas tipe KX100.

Alasannya, "V-Vorce terlalu kaku. Kalau punya KX100, masih lentur. Dan, pilih karburator 38 karena sudah cukup untuk road race. Meskipun aturan karburator bebas," jujur Kerry yang tidak mengutak-atik lidah stopper reed valve.

Rampung urusan bakar-membakar, giliran wilayah kelistrikan diup-grade. Ini dia jimatnya Imanuddin bisa melaju di depan. Sistem pengapian menerapkan gaya Ninja 150RR. Jadi, sepul lampu dibuang sehingga jadi sistem total loss. Sistem ini membuat torsi motor tetap ada dibanding pakai magnet racing.

Lalu, "Supaya putaran mesin di rpm menengah ke atasnya enak, pakai CDI Ninja yang kodenya 1454. Ini CDI punya Ninja Thailand. Bikinan Denso Jepang. Yang dijual di sini bikinan Malaysia," beber Kerry yang memasang koil Yamaha YZ125 sebagai pasangan CDI-nya.

Alhasil, percikan api yang dipancarkan busi Denso tuntas membakar bahan bakar. Sisa gas buang yang jadi tenaga disalurkan knalpot andalan merek CMS. "Itu knalpot sudah lama. Belum sempat bikin yang baru. Jadi, biarpun sudah pada robek, ya dilas lagi," sebut Kerry.

Dan..., Imanuddin pun jadi tua-tua keladi lagi. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 90.80-17
Ban belakang : FDR 120/70-17
Pelek depan : RS125 2.50-17
Pelek belakang : RS 3.00-17
Pilot-jet : 30
Main-jet : 370
Sproket : 15-39

2 komentar:

  1. d tmbahin jg donk data2 foto pofil mtornya, biars tmbhn jg lbh oky.... trus tmbhn modifikasi bwt haian ninja jg,, hehehhe...

    BalasHapus

KOMENTAR YG BAIK DAPAT MENINGKATKAN PERFORMA BLOG INI... THANKS TO ALL. . .