Zaenudin yang bukan MZ pernah bore up Honda Supra X 125 sampai 183 cc untuk harian. Itu baru step I dan kini bikin step 2 sudah 202 namun tetap bisa diajak untuk daily use. Bukan untuk balap resmi apalagi liaran!
Step 2 diaplikasi di Honda Karisma milik Awaludin dari Kota Bumi, Tangerang. Basic mesinnya sama dengan Supra X 125. Masih pakai piston Honda Tiger yang punya diameter 63,5 mm. “Namun dipilih yang punya lubang pen 13 mm buatan NPP,” jelas Bang Jay yang bos Eka Jaya Motor di Poris Paradise, Tangerang itu.
Proses modifikasi aplikasi seher alias piston 63,5 mm agar masuk di blok silinder dan lubang crankcase sama dengan step 1. Pernah dibahas komplet di MOTOR Plus edisi 619 halaman 8.
Untuk itu, Bang Jay pilih menggunakan setang piston milik Honda Grand. Ukurannya lebih pendek dari setang standar Karisma. “Sehingga langkah piston bisa naik 6 mm tanpa adanya paking,” jelas pria asli Melayu Deli, Medan itu.
Untuk naik stroke, juga tidak mau merusak kruk as. “Maklum motor harian yang suatu ketika pastinya akan dikembalikan lagi standar” jelas Awaludin yang asli Wong Kito, Plembang.
Untuk itu, Bang Jay aplikasi pen stroke 3 mm. Naik-turun, otomatis langkah piston naik 6 mm dari standar. Dipadukan dengan stroke asli yang 57,9 mm + 6 mm. Jadi, stroke totalnya 63,9 mm.
Hitung-hitungan itu bikin setingan motor jadi menguntungkan. Diameter x stroke yaitu 63,5 x 63,9 mm, hampir square. Dengan begitu, tenaga atas-bawah mudah digapai.
Selanjutnya, kapasitas silinder bisa dihitung. Menggunakan volume silinder jadinya 202,3 cc. Wah, setera Tiger.
Namun agar piston tidak mentok head, bagian pinggir kepala piston dipapas 0,4 mm. Pantat seher juga dipapas 5 mm agar tidak mentok bandul kruk as ketika sedang di TMB (Titik Mati Bawah).
Lubang isap dan buang juga diporting ulang. Mengikuti klep yang sudah ganti merek EE 30/25.
Step 2 diaplikasi di Honda Karisma milik Awaludin dari Kota Bumi, Tangerang. Basic mesinnya sama dengan Supra X 125. Masih pakai piston Honda Tiger yang punya diameter 63,5 mm. “Namun dipilih yang punya lubang pen 13 mm buatan NPP,” jelas Bang Jay yang bos Eka Jaya Motor di Poris Paradise, Tangerang itu.
Proses modifikasi aplikasi seher alias piston 63,5 mm agar masuk di blok silinder dan lubang crankcase sama dengan step 1. Pernah dibahas komplet di MOTOR Plus edisi 619 halaman 8.
Bedanya ini kali Bang Jay menaikkan stroke atau langkah piston. “Namun tidak mau adanya paking tebal di blok silinder. Melainkan tetap menggunakan paking standar,” jelas Bang Jay yang masih tetap aktif di road race dengan pembalap Dendi Khadaffi itu.
Untuk itu, Bang Jay aplikasi pen stroke 3 mm. Naik-turun, otomatis langkah piston naik 6 mm dari standar. Dipadukan dengan stroke asli yang 57,9 mm + 6 mm. Jadi, stroke totalnya 63,9 mm.
Hitung-hitungan itu bikin setingan motor jadi menguntungkan. Diameter x stroke yaitu 63,5 x 63,9 mm, hampir square. Dengan begitu, tenaga atas-bawah mudah digapai.
Selanjutnya, kapasitas silinder bisa dihitung. Menggunakan volume silinder jadinya 202,3 cc. Wah, setera Tiger.
Namun agar piston tidak mentok head, bagian pinggir kepala piston dipapas 0,4 mm. Pantat seher juga dipapas 5 mm agar tidak mentok bandul kruk as ketika sedang di TMB (Titik Mati Bawah).
Lubang isap dan buang juga diporting ulang. Mengikuti klep yang sudah ganti merek EE 30/25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR YG BAIK DAPAT MENINGKATKAN PERFORMA BLOG INI... THANKS TO ALL. . .